PALING BARU

|

Menag: Pendidikan Islam Tidak Krisis Multikulturalisme

Jakarta (Pinmas)--Lembaga pendidikan Islam perlu menekankan pendidikan multikultural. Sebab, pendidikan multikultural memberikan kesadaran dan kedewasaan menyikapi perbedaan. "Perlu untuk menyadarkan kita hidup di tengah perbedaan," kata Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali, Kamis (26/5).

Islam, lanjut Menag, mengajarkan pengakuan atas nilai-nilai dan penghargaan multikulural. Dalam agama ditekankan bahwa perbedaan merupakan keniscayaan dan bagian dari ketentuan Tuhan. Keberagaman juga bukan faktor pemicu konflik. Sebaliknya, ragam perbedaan itu adalah modal utama untuk saling berkonsolidasi dan mempererat silaturahim. "Siapa yang mengabaikan perbedaan sama saja tidak mengakui Tuhan," kata Menag.

Meski pendidikan multikultural penting, Menag menegaskan, tidak berarti lembaga pendidikan Islam menghadapi krisis multikulturalisme. Fakta yang ada di lembaga-lembaga pendidikan Islam justru menunjukkan adanya pengakuan dan penghormatan atas perbedaan. Di pesantren, misalnya, santri berasal dari berbagai suku, bahkan kewarganegaraan.

Fakta yang sama juga terlihat di masyarakat. Menurut Menag, pemahaman masyarakat terhadap multikulturalisme masih sangat baik. Indikasinya cukup kuat. Jika terjadi krisis pemahaman multikultural, tiap hari akan terjadi konflik horizontal di masyarakat. Tetapi faktanya, hal itu tidak terjadi. "Saya kira kita tidak minim (multikulturalisme)."

Belum perlu

Meski pemahaman mengenai multikulturalisme perlu ditingkatkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam, belum perlu merumuskan kurikulum khusus tentang pendidikan multikultural. Kurikulum pendidikan Islam yang ada saat ini dianggap sudah mengajarkan multikultural.

"No, tidak perlu," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag). Muhammad Ali.

Menurut dia, pendidikan multikultural mesti menekankan pada aspek perbaikan dan pemantapan sikap affective multikulturalis yang memengaruhi perilaku anak didik, terutama dalam menyikapi perbedaan. Ia juga menegaskan, nilai-nilai multikultural itu secara lugas sudah termaktub dalam agama Islam. "Kalau memahami ajaran Islam pasti multikulturalis."

Namun, ia mengakui, langkah menerapkan dan menyukseskan pendidikan multikultural bukan hal yang mudah. Hal itu harus didukung dengan kesiapan kualitas sumber daya manusia para pengajar. Tantangan utama mereka adalah menyesuaikan pengajaran dan penyampaian materi mereka terhadap ajaran Islam yang benar.

Untuk itu, langkah pembinaan melalui pelatihan mutlak dibutuhkan. Mengingat, selama ini pelatihan tenaga pengajar belum secara spesifik menggarap pendidikan multikultural. Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pelatihan yang khusus menggarap multikulturalisme. "Kita akan rencanakan." (rep/nashih)

Posted by Admin on 10.29. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Menag: Pendidikan Islam Tidak Krisis Multikulturalisme"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added